Latar Belakang
Secara geografis provinsi Kalimantan Selatan terletak antara 114 19" 33" BT - 116 33' 28 BT dan 1 21' 49" LS 1 10" 14" LS. Batas wilayahnya adalah sebelah utara berbatasan dengan provinsi Kalimantan Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, dan sebelah barat dengan provinsi Kalimantan Tengah. Sesuai dengan perda No. 9 tahun 2000 luas wilayah daratan dan perairan darat provinsi Kalimantan Selatan adalah seluas 3.753.052 Ha yang terbagi dalam alokasi peruntukan ruang kawasan lindung adalah 20.81 % dan luasan kawasan budidaya 79.19% dari luas wilayah daratan provinsi Kalimantan Selatan. ( Bappeda Prop. Kal-Sel, 2005).
Kalimantan Selatan telah lama dikenal sebagai daerah yang memiliki keanekaragaman hayati dan jenis buah-buahan tropis spesifik yang hanya ada di wilayah Kalimantan. Secara umum penyebaran buah-buahan tropis yang ada di Kalimantan Selatan terletak di sebelah barat dan timur Pegunungan Meratus. Kedua wilayah barat dan timur Pegunungan Meratus berbeda kondisi iklim dan tanahnya. Perbedaan ini kemungkinan merupakan salah satu faktor keragaman buah-buahan yang ada di Kalimantan Selatan. Pada kedua wilayah tersebut kemungkinan diperoleh. (1) tanaman buah-buahan yang sudah mempunyai keunggulan-keunggulan sehingga siap untuk pengembangan teknik perbanyakan dan budidaya tanaman. (2) tanaman buah-buahan yang potensial untuk dikembangkan melalui pemuliaan tanaman dan (3) tanaman buah-buahan yang belum kelihatan potensinya, namun sudah mulai langka, sehingga perlu dilestarikan secara exsitu.
Sebagian besar buah-buahan yang ada di Kalimantan Selatan belum dibudidayakan secara komersial, hanya Jeruk Siam yang dikembangkan secara luas dengan menggunakan teknologi budidaya yang memadai. Masih minimnya penelitian untuk mengkaji manfaat dan kegunaan jenis-jenis buah-buahan lokal Kalimantan Selatan menyebabkan informasi yang tersedia masih terbatas. Melalui Sasangga Banua telah ditetapkan 10 buah unggulan Kalimantan Selatan, yaitu Jeruk, Langsat, Durian, Pampakin (Lai), Kuini, Kasturi, Nenas, Rambutan, Cempedak dan Semangka (Anonim, 1999).
Di antara kesepuluh buah unggulan tersebut Pampaken (Lai) merupakan buah yang sangat menjanjikan untuk menjadi salah satu buah trendsetter di Indonesia. Sekilas buah ini memang mirip dengan Durian namun bila dilihat lebih jelas terdapat perbedaan yang nyata terlihat dari kulit buah dan pada daging buahnya. Pada Pampaken daging buah berwarna kuning orange dan lebih padat, serta duri pada kulitnya tidak terlalu tajam. Buah Pampaken ini memiliki bau yang lebih lembut bila dibandingkan dengan buah Durian, sehingga kemungkinan besar buah ini disukai semua kalangan masyarakat. Buah ini mempunyai kadar alkohol yang rendah sehingga bebas dikonsumsi dan tidak menyebabkan pusing (mabuk). Dengan adanya pengembangan buah Pampaken ini diharapkan perbaikan perekonomian tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi namun juga mengarah pada distribusi pendapatan di kalangan masyarakat.
Selain berpotensi dalam pemasaran dalam negeri, ternyata buah Pampaken (Lai) juga mempunyai potensi untuk diekspor ke Eropa. Pada umumnya masyarakat Eropa tidak menyukai aroma yang menyengat seperti Durian tetapi mereka lebih menyukai citarasa (balai pengkajian teknologi pertanian Kalimantan Selatan).
Dilihat dari semua potensi yang ada dalam Pempaken seharusnya buah ini dapat menjadi primadona di antara kerabat buah durian lainnya, tetapi pada kenyataannya buah Pampaken (Lai) kurang diperhatikan oleh masyarakat dari semua kalangan. Buktinya Pampaken (Lai) tumbuh secara liar dan belum ada pembudidayaan secara konkrit. Bila dilihat dari potensi buah Pampaken yang memliki beberapa kelebihan dibandingkan buah durian serta keunikan buah Pampaken bisa tumbuh subur di Pulau Kalimantan yang tergolong dalam area lahan gambut.
Keunikan Pampaken yang hanya tumbuh pada media tanah yang harus memiliki suplai air yang cukup dan ketinggian untuk tanaman ideal dalam kisaran 0–100 m dari permukan laut, atau setinggi-tingginya 600 m dari permukaan laut. Kriteria yang demikianlah yang ada di Kalimantan Selatan, sehingga bila memaksimalkan potensi yang ada Pampaken (Lai) bisa menjadi buah khas Kalimantan Selatan. Sebagai buah yang potensial dan hanya tumbuh di Pulau Kalimantan maka sudah seharusnya buah Pampaken ini kita lestarikan dan kita kembangkan sebagai buah khas Kalimantan agar menjadi bagian dari ciri khas daerah Kalimantan.
Karya tulis ini disusun dengan harapan bahwa masyarakat luas lebih mengenal buah Pampaken ini sebagai buah khas Kalimantan yang patut dicoba. Hal ini bertujuan untuk melestarikan buah khas Pulau Kalimantan agar bangsa kita dapat lebih bangga dengan memiliki buah yang khas dan dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain nilai tambah bagi Bangsa Indonesia juga bagi masyarakat di Pulau Kalimantan.
Perumusan Masalah
Sebagaimana kita ketahui bahwa keanekaragaman buah-buahan di Kalimantan sangat bervariasi dan tentu saja hal ini sangat berpengaruh pada keadaan ekonomi masyarakat. Tapi apa jadinya bila salah satu buah dari kalimantan yang memiliki keunikan dibandingkan buah lainnya, ternyata tidak dikelola dengan baik, salah satunya adalah Pampaken. Oleh alasan tersebut kami mengangkat pertanyaan tentang bagaimana potensi pembudidayaan buah Pampaken (Lai) sebagai buah khas Kalimantan Selatan?
Tujuan Penelitian
Mengetahui potensi pembudidayaan buah Pampaken bagi masyarakat di Kal-Sel serta memberikan informasi yang jelas tentang nilai guna dari Pampaken dan masyarakat dapat melestarikan buah ini secara kontinuitas dan beraturan sehingga Pampaken dapat diterima sebagai buah khas Kalimantan.
Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan melalui penulisan karya tulis ini adalah :
1. Agar menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya tanaman Pampaken sebagai khas yang harus dijaga dan dilestarikan.
2. Agar pihak pemerintah melakukan pelestarian tanaman Pampaken sejak dini sebelum tanaman Pampaken terlanjur punah.
TELAAH PUSTAKA
Gambaran Umum Buah Pampaken
Buah Pampaken adalah tanaman liar yang tumbuh di hutan Kalimantan dan tanaman ini sudah dikenal penduduk lokal dengan baik, tetapi jenis buah yang satu ini kurang dikenal di luar Kalimantan, terutama di Pulau Jawa. Buah ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti Durian Kuning, Durian Tinggang, Durian Pulu, Nyekak, Ruas, Sekawi, Pekawai dan lain-lain. Durio Kutejenis begitu nama latin Durian Lai ini. Ini menunjukkan bahwa buah ini berasal dari Kutai Kartanagara, sebuah kabupaten di Kalimantan Timur. Buah ini dengan gampang ditemukan di hampir setiap wilayah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Pampaken mempunyai karakteristik yaitu Pohonnya berukuran sedang dengan tinggi mencapai 24m dan gemang 40cm. Daun-daun serupa dengan daun Durian. Kulitnya sama-sama berduri. Hanya saja, pada Durian biasa durinya lebih tajam, lebih besar dan keras, serta bentuk buahnya bulat dan terkadang bentuk buahnya lonjong. Sedangkan duri buah Lai lebih kecil (kurus) dan ujungnya agak bengkok, dan lunak. Bunga besar, berwarna merah, berbau bangkai ketika mekar, bunga Durian Lai biasanya muncul pada bulan Oktober sampai November. Buah Lai berbentuk kapsul serupa Durian, beruang lima, bulat telur hingga melonjong, kuning kusam, dengan duri-duri yang agak membengkok. Biji lonjong, coklat mengkilap, terbungkus oleh daging buah (arilus) yang berwarna kuning atau jingga, agak kering, manis dan berbau enak. Buah Lai pada umumnya dapat dipanen dan dinikmati pada Januari sampai Februari. Habitat asli Pampaken adalah hutan lereng berbukit di pedalaman Kalimantan. Dari pembahasan yang telah diulas kita dapat menyimpulkan bahwa buah Lai atau Pampaken adalah tanaman liar yang hanya tumbuh di daerah hutan Kalimantan. Tentunya pampaken ini mempunyai keunikan sebagai tanaman liar yang mempunyai potensi sebagai buah khas Kalimantan
Syarat Tumbuh Buah Pampaken
Tumbuhan ini menyukai jenis tanah endapan lumpur atau aluvial yang terdapat di lereng pegunungan dan bukit hingga agak ke lereng dengan ketinggian 50 - 200 m dari permukaan laut. Oleh karena itu, tanaman ini banyak ditemukan di pinggiran hutan dekat dataran rendah. Kandungan tanah yang sangat cocok buat tanaman ini adalah tanah gambut karena pampaken hanya tumbuh di daerah Kalimantan yang tanahnya merupakan tanah gambut. Berikut ini adalah
pembahasan tentang karakteristik tanah gambut.
Karakteristik Fisik Tanah Gambut dalam Siklus Pengeringan-Pembasahan:
Perilaku tanah gambut yang berbeda dengan tanah lempung menjadikan tanah gambut mempunyai keunikan karakteristik tersendiri Misalnya, dalam hal sifat fisik tanah gambut adalah tanah yang mempunyai kandungan organik tinggi, kadar air tinggi, angka pori besar, dan adanya serat yang mengakibatkan tanah gambut tidak mempunyai sifat plastis. Dari sifat mekaniknya tanah gambut mempunyai sifat kompresibilitas dan daya dukung yang rendah. Banyak studi telah dilakukan pada tanah lempung untuk melihat perubahan angka pori, e, kadar air, w, dan derajat kejenuhan, Sr, akibat peristiwa kapiler dengan cara pengujian dalam siklus pengeringan-pembasahan. Dari hasil penelitian ini juga diidentifikasikan rentang jenuh dan rentang tidak jenuh dari setiap tanah lempung. Dan juga tanpa adanya beban mekanik, alur tegangan efektif tanah lempung dalam zone jenuh sejajar dengan alur tegangan efektif yang diperoleh pengujian triatrial isotroop dan oedometrik. Hal ini menunjukkan bahwa untuk tanah lempung tetap berlaku konsep tegangan efektif yang diberikan oleh TerzaghL Melihat perbedaan yang mendasar dari tanah lempung dan tanah gambut, dan belum pernah dilakukannya pengujian dalam siklus drying-wetting pada tanah gambut, maka dicoba mempelajari perilaku tanah gambut dalam siklus pengeringan-pembasahan. Dalam penelitian ini, dipelajari perubahan karakteristik fisik tanah gambut akibat siklus pengeringan-pembasahan dan membandingkannya dengan siklus pengeringan-pembasahan pada tanah lempung, serta melihat perbedaan karakteristik fisik dan mekanik antara tanah lempung dan tanah gambut dalam pengujian oedometrik dan pengeringan. Percobaan pengeringan-pembasahan dilakukan dengan 2 (dua) metode, yaitu : metode osmotik jika tegangan negatif antara 20 kPa sampai dengan 1500 kPa, dan desikator dengan solusi garam jika tegangan negatif lebih tinggi dari 1500 kPa. Untuk benda uji tanah gambut, kondisi awal kadar air contoh tanah ditentukan sebesar 1,5 kali batas cairnya, WL, dan benda uji ini digunakan dalam pengujian pengeringan dan oedometrik. Sedang benda uji yang digunakan dalam uji pembasahan, benda uji dikeringkan lebih dahulu dalam oven. Dari hasil pengujian, dapat ditunjukkan adanya perbedaan karakteristik yang mendasar antara tanah lempung dan tanah gambut. Perubahan fase yang jelas dan dapat diidentifikasikan pada tanah lempung sangat sulit dilakukan pada tanah gambut. Sulitnya identifikasi fase pada tanah gambut ini diakibatkan oleh adanya serat yang membagi ruang pori menjadi makro dan mikro pori, yang mana keberadaan makro dan mikro pori ini menyulitkan pencapaian fase jenuh. Juga akibat adanya serat dan butir-an halus yang terkandung dalam tanah gambut mengakibatkan perbedaan karakteristik mekaniknya. Serat yang terkandung dalam tanah gambutlah yang menjadi penyebab utama adanya perbedaan karakteristik yang mendasar dengan tanah lempung.
METODE PENULISAN
Sumber dan Jenis Data
Data-data yang digunakan dalam penulisan ini, bersumber dari berbagai referensi atau literature yang relevan dengan topik pembahasan yang dibahas. Jenis data yang diperoleh berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah ini digunakan metode studi pustaka yang didasarkan atas studi terhadap berbagai literature yang telah teruji validitasnya, berhubungan satu sama lain, relevan dengan kajian tulisan serta rundingan uraian atau analisis pembahasan.
Analisis Data
Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data dengan disusun secara sistematis dan logis. Teknik analisis data yang dipilih adalah analisis deskriptif kualitatif, dengan tulisan yang bersifat deskriptif menggambarkan tentang buah pempaken atau lai.
Penarikan Simpulan
Setelah proses analisis, dilakukan proses sintetis dengan menghimpun dan menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan dan suatu pembahasan yang dilakukan. Berikutnya ditarik kesimpulan yang bersifat umum, kemudian direkomendasikan beberapa hal sebagai upaya transfer gagasan.
ANALISIS DAN SINTESIS
Karakteristik Buah Pampaken
Buah pampaken mempunyai karakteristik yang cukup unik dibandingkan buah kerabat yang lain,hal ini dikarenakan buah pampaken hanya bisa tumbuh di daerah hutan kalimantan.karakteristik buah pampaken sebagai berikut.
Tabel 1. Karakteristik Tanaman Pampaken
No | KARAKTER | SPESIFIKASI |
1 | Bentuk tanaman | Pohon |
2 | Tinggi rata-rata | 20-30 m |
3 | Diameter batang | 30-100 cm |
4 | Perakaran | Tunggang |
5 | Daun | Tunggal |
6 | Bentuk daun | Ujung runcing |
7 | Panjang daun | 20-25 cm |
8 | Lebar daun | 9-11 cm |
9 | Pinggir daun | Rata |
10 | Bulan berbunga | September |
11 | Bunga | Tunggal |
12 | Ukuran bunga | Sedang (1.5-2 cm) |
13 | Warna bunga | Merah |
14 | Bulan berbuah | November-Februari |
15 | Warna kulit buah muda | Hijau |
16 | Warna kulit buah masak/tua | Kuning-jingga |
17 | Tekstur kulit | Berduri agak tumpul |
18 | Warna daging buah | Kuning tua, jingga, kuning orange |
19 | Ketebalan daging buah | Tipis ( 2-5 mm) |
20 | Tekstur daging buah | Halus (lebih kering dari durian) |
21 | Rasa daging buah | Manis |
22 | Ukuran buah | Besar |
23 | Panjang buah | 10-15 cm |
24 | Lebar buah | 8-12 cm |
25 | Lingkar buah | 30-40 cm |
26 | Jumlah keeping biji per buah | Banyak |
27 | Ukuran biji | Besar (3 cm) |
28 | Berat buah | 0.7-2 kg/biji |
29 | Warna biji | Coklat muda – cream |
30 | Jumlah varietas/jenis | Local |
31 | Vegetasi | Bebas naungan |
32 | Hama tanaman | Ulat buah |
33 | Penyakit tanaman | - |
34 | Perbanyakan | Biji, okulasi |
35 | Daerah penyebaran | Kab. HSS, Kab HST |
Sumber Wahdah et al. (2002)
Karakteristik Buah Pampaken dibandingkan Kerabatnya
Buah pempaken (duriokuteijensis H.B) dikenal dengan nama lain lai merupakan kerabat dekat dengan durian. Perbedaan antara durian dengan lai dapat dilihat dari daun bunga dan buah. Perbedaan yang jelas dapat dilihat dari kulit buah, daging buah atau aroma buah. Kulit buah lai berwarna kuning jingga, rapat (lebih kecil) dan kurang tajam sedangkan durian berwarna hijau kusam agak kekuningan. Daging buah pempaken lebih kering berwarna kuning orange dengan aroma yang khas sedangkan durian lebih basah atau lembek dan berwarna putih kekuningan dengan aroma khas lain.penjabarannya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 2. Karakteristik Buah Pampaken dan Kerabatnya
Karakter | Durian | Pempaken | |
Bentuk buah | Lonjong | Lonjong | *= bervariasi dari hijau agak coklat, hijau – kekuningan |
Volume buah (cm) | 1992 | 913 | **= bervariasi dari putih tulang putih agak kuning |
Panjang buah (cm) | 25.22 | 14.80 | ***= ada juring yang tanpa biji |
Lingkar buah (cm) | 49.38 | 43.82 | |
Bobot perbuah (gr) | 23.00 | 0.91 | |
Kekerasan kulit buah(cm2) | 6.89 | 11.2 | |
Ketebalan kulit buah (cm) | 1.25 | 0.90 | |
Warna kulit buah masak | * | Kuning-orange | |
Warna daging buah masak | ** | Kuning-orange | |
Warna biji | Cream | Cream | |
Keadaan kulit | Berduri | Berduri | |
Tekstur buah | Lunak | Agak kering | |
Ketebalan daging buah(mm) | 2-4 | 2-5 | |
Jumlah juring perbuah | 5 | 5 |
Faktor Penghambat
Karena tanaman pempaken merupakan tanaman liar yang tumbuh di hutan, maka apabila masyarakat Kalimantan dan pemerintahan belum sepenuhnya sadar bahwa tanaman ini adalah salah satu kekayaan hutan Kalimantan yang perlu dilindungi dan tanpa adanya perhatian dari pemerintah dan masyarakat maka bisa jadi tanaman paken akan punah jika hanya diambil buahnya tanpa merawat dan berusaha melestarikan tanaman paken ini.
Keunggulan Buah Pempaken
Pempaken mempunyai aroma yang khas (kurang berbau) dan konon dipercaya aman untuk dikonsumsi oleh penderita Hipertensi. Pada umumnya rasa dan aroma buah durian dan sejenisnya sangat dipengaruhi oleh kandungan gula, alcohol, dan asam amino aromatic lainnya. Musim panen pempaken umumnya pada saat akhir panen buah durian.kelebihan buah pampaken dari sudut pandang kualitas buahnya dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 3. Keunggulan Tanaman Pampaken
Nama daerah | Keunggulan |
Pampaken (durio kutejensis)(Hass) Becc | · Tahan terhadap ulat buah · Daging buah lebih kering daripada durian · Warna daging buah kuning-orange · Aroma buah yang khas dan lebih lembut dari durian |
Sumber: Wahidah, et al., (2003)
Kandungan Gizi Buah Pampaken Dibandingkan Buah Durian
Hasil analisa yang telah dilakukan menunjukan bahwa kandungan sukrosa dan lemak buah durian lebih tinggi dibandingkan pempaken. Begitupula kandungan protein dan vitamin C durian lebih tinggi dibandingkan pempaken sedangkan kadar air pempaken lebih tinggi daripada durian. Namun secara fisik daging buah pempaken terasa lebih kering. Tekstur daging buah tidak hanya ditentukan oleh kadar air, juga oleh komposisi bahan padat lainnya seperti kandungan pati. Keunggulan pempaken jika dilihat dari nilai gizinya adalah kandungan vitamin A (3420.47 IU) yang jauh lebih tinggi daripada durian. Kandungan vitamin A sejalan dengan warna buah yang kuning-orange sampai orange yang merupakan indikator banyaknya karoten sebagai pro vitamin A. winarno (1992) mengemukakan bahwa sebagian besar sumber vitamin A adalah karoten yang terdapat dalam bahan-bahan nabati. Keunggulan lain yaitu kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan durian.
Tabel 4. Kandungan Gizi
Nama daerah | Sukrosa (%) | Lemak (%) | Protein (%) | Vitamin A (IU) | Vitamin C (%) | Kadar Air(%) |
Durian | 11.07 | 2.85 | 4.14 | 603.50 | 2.03 | 64.96 |
Pempaken | 3.63 | 0.71 | 1.30 | 3420.47 | 0.58 | 776.48 |
Sumber: Wahdah et al., (2003)
Dari tabel 4 kita dapat melihat bahwa buah pampaken ini adalah buah yang aman dikonsumsi dalam jumlah wajar dan rasanya pun enak. Apalagi kandungan alkohol yang rendah sehingga tetap bisa dinikmati setiap orang. Perlunya kesadaran akan keberadaan buah ini memang harus digalakkan demi lestarinya buah ini. Karena itu peran pemerintah sangat penting dalam hal ini. Cara-cara yang bisa ditempuh adalah dengan melakukan program resmi penanaman tanaman pampaken sebagai tanda bahwa tanaman ini diakui dan dijadikan buah khas. Pemerintah juga bisa mengimbau masyarakat agar peduli dan mengenal tanaman ini.
Pembudidayaan Buah Pampaken
Banyak cara pembudidayaan yang dilakukan agar tanaman Pampaken tidak punah. Dalam pembudidayaan ini yang sangat penting diketahui dari buah Pampaken adalah cara penanamannya. Demikian gambaran umum cara-cara penanaman pempaken:
Cara Pembibitan
Menggunakan pembibitan dengan cara okulasi
Okulasi sering juga disebut dengan menempel, Oculatie (Belanda) atau Budding (Inggris). Cara memperbanyak tanaman dengan okulasi mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan stek dan cangkok. Kelebihannya adalah hasil okulasi mempunyai mutu lebih baik daripada induknya. Bisa dikatakan demikian karena okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran baik digunakan sebagai batang bawah. Sedangkan tanaman yang mempunyai buah lezat diambil mata tunasnya untuk ditempelkan pada batang bawah dikenal dengan sebutan batang atas.
Sama halnya dengan enten, okulasi ini biasanya menggunakan batang bawah dan batang atas dari satu spesies atau dari satu varietas. Penyambungan tanaman dari satu varietas atau dari satu spesies memang dapat dilakukan tanpa mengalami kesukaran. Lain halnya dengan okulasi yang dilakukan antar spesies biasanya agak mengalami kesukaran. Hal demikian dikarenakan antar batang atas dan batang bawah kadang-kadang terdapat perbedaan fisiologis.
Beberapa kelebihan dari perbanyakan tanaman dengan cara okulasi yaitu :
- Dengan cara diokulasi dapat diperoleh tanaman dengan produktifitas yang tinggi.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam.
- Penyiapan benih relatif singkat.
- Pertumbuhan tanaman yang seragam.
- Penyiapan benih relatif singkat.
Kelemahan dari perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan cara okulasi yaitu :
- Terkadang suatu tanaman hasil okulasi ada yang kurang normal terjadi karena tidak adanya keserasian antara batang bawah dengan batang atas (entres)
- Perlu menggunakan tenaga ahli untuk pengokulasian ini.
- Bila salah satu syarat dalam kegiatan pengokulasian tidak terpenuhi kemungkinan gagal atau mata entres tidak tumbuh sangat besar.
Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
- Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
- Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
- Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
- Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
- Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat atau kokoh, tidak mudah terserang penyakit terutama penyakit akar, memiliki biji atau buah yang banyak yang nantinya disemai untuk dijadikan batang bawah, umur tanaman induk pohon batang bawah yang biji atau buahnya akan dijadikan benih untuk batang bawah minimal 15 tahun, memiliki pertumbuhan yang cepat.
- Pada klon yang akan dijadikan batang atas atau entres tanaman harus memiliki produksi yang unggul, dan memiliki pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
Cara Penanaman Pampaken
Menyiapkan Bibit
Bibit harus benar-benar sehat, kuat, dan cukup umur. Kalau menanam durian dari biji yang dibenihkan usia 8-10 tahun, tanaman ini baru bisa menghasilkan buah untuk pertama kalinya. Namun andai kata ditanam dari bibit yang dibeli, usia 6-7 tahun, buah yang pertama sudah dapat dinikmati. Dengan perawatan yang sungguh-sungguh.
1. Memilih Lahan
Lahan calon kebun durian paling tidak harus memenuhi syarat seperti di bawah ini.
a. Suplai air harus cukup.
b. Mempunyai saluran irigasi yang baik, bila tidak ada mesti dibuatkan.
c. Mempunyai kontur tanah yang datar. Kalau konturnya baik turun atau bergelombang, harus diubah menjadi bertangga-tangga (terasering).
d. Ketinggian lahan untuk tanaman buah-buahan tropis seperti durian, ideal dalam kisaran 0 - 400 m dari permukaan laut, atau setinggi-tingginya 600 m dari permukaan laut.
e. Lapisan tanahnya gampang ditembus akar. Top soil, yaitu lapisan tanah bagian atas mulai dari 0 cm sampai kedalaman 20 - 30 cm; dan sub soil, yaitu lapisan tanah di bawah top soil, mempunyai pH tanah yang netral. Untuk tanaman buah-buahan tropis pH tanah optimal adalah 6,5.
2. Membenahi Kebun
Kebun harus benar-benar lapang. Semakin tua umur tanaman akan semakin menuntut tempat yang lebih lapang karena pohon buah Pampaken membutuhkan sinar Matahari yang cukup. Dengan tanah yang lapang sinar Matahari tidak akan terhalang oleh benda apapun.
3. Perlunya Selokan Air
Selokan air berfungsi untuk pengairan tujuannya adalah supaya tanah selalu lembab, mudah diolah, dan jika dipupuk, pupuknya akan tercampur dengan rata, karena tanaman ini sangat membutuhkan kelembapan. Selokan ini akan menolong seandainya terjadi kemarau panjang. Iklim yang sangat kering menyebabkan tanaman mudah mati kekeringan.
4. Menggali Lubang
Ukuran lubang biasanya sekitar 0,80 x 0.80 m. Tapi kalau tanahnya begitu keras dan liat, terpaksa ukurannya kita buat cukup besar yaitu 1 m untuk panjang dan lebar. Sedangkan dalamnya bisa 2 m dan tempatnya tidak boleh bercadas. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1 m atau sedalam-dalamnya dengan lebih dari 2 m. Lubang tanaman itu kita buat berjarak 14 m dari pinggiran kebun dan 14 m dari lubang tanaman lain.
5. Memeriksa pH Tanah
Sebelum lubang kita tutup kembali, perlu diketahui keasaman tanah buah Pampaken tumbuh di tanah yang netral maka Pampaken akan tumbuh subur. Tanah Kalimantan merupakan tanah gambut yang mempunyai kadar asam cukup tinggi.
6. Kapur
Dari kajian yang telah dilakukan, tumbuhan hanya dapat tumbuh di tanah yang netral, di tempat yang lembab, apabila kadar pH tanah memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi seperti tanah gambut yang ada di Kalimantan maka pengapuran menjadi peranan penting dalam menaikkan pH tanah sampai pH tanah menjadi netral.
7. Memupuk Tanah Galian
Sesudah tanah dinetralkan dan dibiarkan barang 2-4 minggu lamanya, tibalah saatnya untuk memupuk tanah itu. Karena pupuk bisa untuk memperbaiki srtuktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air dan bisa memperbaiki lingkungan hidup bagi jasad renik dalam tanah. Lebih dari itu pupuk mengandung banyak unsur makanan yang diperlukan tanaman.
8. Jarak Tanam
Dulu jarak tanam Pampaken adalah sekitar 12 (14) m x 12 (14) m sedangkan anjuran para peneliti adalah 8 (10) m x 8 (10) m. Tentu saja jarak ini bisa saja diubah asalkan tempat penanaman pampaken mendapat sinar Matahari secara langsung dan penuh serta tanah yang lapang karena pohon Pampaken besar.
9. Tata Ruang Lahan Pampaken
Penataan ini tergantung dari kondisi lahannya dilihat dari system penanaman yang terbagi menjadi empat yaitu system segi empat, bujur sangkar, empat persegi panjang, dan sistem teras. Sedangkan penataan barisan tanaman pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Ambil tiga utas tali sepanjang 36 m, 48 m, dan 60 m.
b. Bikin titik tanam (misalnya berjarak 12 m) dan tali 48 m direntangkan melalui titik-titik ini.
c. Dari salah satu ujung tali itu, direntangkan tali 36 m, dibuat secara siku-siku. Di atas rentangan tali 36 m dibuat titik baru dengan jarak yang sama.
d. Masing-masing ujung tali 36 m dan 48 m dihubungkan dengan rentangan tali 60 m. Dari gabungan ketiga ujung tali itulah diperoleh segi tiga siku-siku Pitagoras tersebut.
e. Lewat tiga tali inilah titik-titik tanaman atau jarak tanam bisa dibuat.
Dengan penataan ini akan dihasilkan kebun Pampaken yang teratur dan indah bentuknya. Ini tentu bisa dikomersilkan sebagai kebun wisata Pampaken.
Menanggulangi Hama dan Penyakit Tanaman Pampaken
Pada umumnya setiap tanaman mempunyai hama dan penyakit yang berbeda-beda jenisnya. Tentu saja tanaman Pampaken juga bisa terkena hama dan penyakit. Salah satu hama yang menyerang tanaman Pampaken adalah Gala-gala. Hama ini pada umumnya menyerang tanaman Pampaken pada bagian daun pohon. Hama ini dapat diberantas dengan menggunakan insektisida jenis Sumition 50 EC atau lebih praktisnya lagi memakai Thiodan 35 EC. Selain itu tanaman Pampaken juga bisa terkena penyakit salah. Satu contoh penyakit yang bisa menyerang tanaman Pampaken adalah R. Solan. Cara penanggulangan penyakit ini adalah dengan cara melakukan penyemprotan fungisida.
Perkembangan yang telah Dilakukan pada Tanaman Pampaken
Dari hasil kajian yang telah dilakukan ternyata buah pampaken telah berhasil dikembangkan menjadi Lai Durian. Lai Durian yaitu persilangan dua jenis tanaman menghasilkan tanaman baru dengan jenis baru pula. Tanaman ini merupakan persilangan buah Durian dengan buah Pampaken. Tentu saja ini merupakan perkembangan yang cukup baik. Sehingga pemerintah daerah Kalimantan Timur membudidayakan Pampaken sebagai salah satu tumbuhan yang mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan.
PENUTUP
Simpulan
Dari karya tulis di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa potensi buah tropis yang sangat besar di Kalimantan Selatan merupakan aset yang harus mendapat perhatian semua stakeholder. Minimnya informasi mengenai buah Pampaken memerlukan pengkajian lebih lanjut supaya dapat dioptimalkan kegunaan dan manfaatnya.
1. Buah-buahan tropis yang ada di Kalimantan Selatan merupakan sumber plasma nutfah Indonesia yang perlu diselamatkan dan dilestarikan.
2. Buah-buahan lokal yang sudah dilepas menjadi varietas unggul nasional perlu dukungan PEMDA untuk meningkatkan produktivitas hasil dan kualitas, serta nilai tambah dengan perbaikan teknik budidaya, pengolahan pasca panen dan perbaikan sistem pemasaran.
3. BPTP Kalimantan Selatan dan Balittra Banjarbaru sudah melakukan kegiatan koleksi dan peremajaan tanaman dalam rangka pelestarian buah-buahan khas Kalimantan.
Dari penjelasan di atas maka dapat kita simpulkan bahwa buah Pampaken memang cocok dijadikan buah khas Kalimantan karena memiliki banyak keunggulan dan memiliki keunikan yang tidak ditemui di daerah lain.
Saran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar